Wednesday 13 March 2013

Tips Menjadi Konsumen Cerdas Supaya Paham Perlindungan Konsumen

konsumen cerdas paham perlindungan konsumen , Pemerintah indonesia akhir-akhir ini sangat serius dalam membangun ekonomi di berbagai bidang, pemerintah sadar bahwa negara dengan segala sumber daya yang ada yang dimiliki indonesia sangat memungkinkan bagi negara indonesia untuk menjadi negara maju. Untuk menjadi negara yang maju, syarat utama dan yang paling penting adalah mengembangkan jiwa enterpreneurship seluruh lapisan masyarakat indonesia, tanpa terkecuali. Sebelumnya perlu dijelaskan pengertian Konsumen Cerdas, apa sih Konsumen Cerdas dan apa hubungannya dengan enterpreneurship..? Secara umum kata Konsumen Cerdas itu berarti konsumen yang pemilih, konsumen yang paham betul apa yang dibeli, seberapa pentingnya barang yang di beli dan bisa menilai kualitas barang yang dibeli. Lalu apa hubungannya dengan enterpreneur..?
konsumen cerdas paham perlindungan konsumenyang melihat barang tak layak jual tapi beredar dipasaran merajalela maka si Konsumen Cerdas itu akan membuat barang yang lebih baik lagi yang lebih layak untuk di pasarkan, itu untuk konsumen yang benar-benar cerdas, tapi untuk konsumen cerdas biasa setidaknya tidak akan menyesal di kemudian hari karena barang yang dibeli adalah barang yang baik. Menjadi Konsumen Cerdas adalah salah satu slogan dari pemerintah untuk menyadarkan masyarakat untuk bersikap teliti terhadap barang yang akan di beli. Untuk dapat menjadi konsumen cerdas, yaitu sebagai konsumen harus dapat menegakkan hak dan kewajibannya, lakukanlah hal-hal ini, yaitu teliti sebelum membeli, memperhatikan label, kartu manual garansi dan tanggal kadaluarsa, memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan standar mutu K3L, serta membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan.
Konsumen Cerdas, slogan yang sangat indah didengar dan dibaca. Ada banyak alasan kenapa pemerintah indonesia menegaskan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas. Yang paling utama adalah pemerintah ingin barang-barang yang beredar di indonesia adalah barang yang layak dan aman di pakai atau konsumsi itu demi keselamatan dan keamanan warga indonesia itu sendiri. Seperti telah kita ketahui, pemerintah telah membuat regulasi atau payung hukum untuk melindungi konsumen, dan secara rutin pemerintah juga melakukan pengawasan. Namun tanpa dukungan nyata dari konsumen payung hukum yang telah ditetapkan pemerintah tidaklah akan efektif. Karena itu, sejalan dengan upaya tersebut, maka partisipasi aktif konsumen untuk bersikap kritis dan membantu Pemerintah dalam melakukan pengawasan sangatlah penting, toh ini juga demi kepentingan kita semua.
Cara mengetahui barang yang akan kita beli itu baik atau tidak.
Menjadi konsumen cerdas harus mengetahui barang yang akan dibeli, cara paling gampang untuk pembelian barang seperti barang-barang elektronik adalah dengan mengecek apakah sudah ada tanda kode produksi dari pemerintah, atau ada kode SNI, dan untuk sayur mayur misalnya yang dijual disupermarket harus mempunyai label dan tanggal kadaluarsa yang jelas dan memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan standar mutu K3L di wadah pembungkusnya. Dan jangan pernah membeli barang black market, atau barang pasar gelap alias barang selundupan. Barang selundupan adalah barang yang tidak melalui uji pemerintahan, tidak membayar pajak kepada negara indonesia dan itu akan sangat merugikan negara indonesia.
sekian tips dari saya semoga bisa menjadi rujukan.

SUMBER : konsumen cerdas paham perlindungan konsumen

Sunday 10 March 2013

Slogan pemerintah : Konsumen Cerdas Paham Perlindungan Konsumen

Sebelumnya perlu dijelaskan pengertian Konsumen Cerdas, apa sih Konsumen Cerdas dan apa hubungannya dengan enterpreneurship..? Secara umum kata Konsumen Cerdas itu berarti konsumen yang pemilih, konsumen yang paham betul apa yang dibeli, seberapa pentingnya barang yang di beli dan bisa menilai kualitas barang yang dibeli. Lalu apa hubungannya dengan enterpreneur..? Konsumen Cerdas yang melihat barang tak layak jual tapi beredar dipasaran merajalela maka si Konsumen Cerdas itu akan membuat barang yang lebih baik lagi yang lebih layak untuk di pasarkan, itu untuk konsumen yang benar-benar cerdas, tapi untuk konsumen cerdas biasa setidaknya tidak akan menyesal di kemudian hari karena barang yang dibeli adalah barang yang baik. Menjadi Konsumen Cerdas adalah salah satu slogan dari pemerintah untuk menyadarkan masyarakat untuk bersikap teliti terhadap barang yang akan di beli. Untuk dapat menjadi konsumen cerdas, yaitu sebagai konsumen harus dapat menegakkan hak dan kewajibannya, lakukanlah hal-hal ini, yaitu teliti sebelum membeli, memperhatikan label, kartu manual garansi dan tanggal kadaluarsa, memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan standar mutu K3L, serta membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan. Konsumen Cerdas, slogan yang sangat indah didengar dan dibaca. Ada banyak alasan kenapa pemerintah indonesia menegaskan masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas. Yang paling utama adalah pemerintah ingin barang-barang yang beredar di indonesia adalah barang yang layak dan aman di pakai atau konsumsi itu demi keselamatan dan keamanan warga indonesia itu sendiri. Seperti telah kita ketahui, pemerintah telah membuat regulasi atau payung hukum untuk melindungi konsumen, dan secara rutin pemerintah juga melakukan pengawasan. Namun tanpa dukungan nyata dari konsumen payung hukum yang telah ditetapkan pemerintah tidaklah akan efektif. Karena itu, sejalan dengan upaya tersebut, maka partisipasi aktif konsumen untuk bersikap kritis dan membantu Pemerintah dalam melakukan pengawasan sangatlah penting, toh ini juga demi kepentingan kita semua.

artikel dari : http://gondoharum.blogspot.com/2013/03/konsumen-cerdas-paham-perlindungan-konsumen.html

Saturday 2 March 2013

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTANIAN

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PERTANIAN

A. Asal Mula dan Sebab-sebab Perdagangan
Pertukaran dan perdagangan mula-mula terjadi sebagai akibat langsung dari sifat alam, yaitu perbedaan dalam macam tanah, iklim, pengairan dan kekayaan/sumber alam lainnya. Daerah-daerah dataran rendah menghasilkan padi, jagung dan kacang-kacangan, sedangkan daerah-daerah dataran tinggi menghasilkan sayur-sayuran, teh, buah-buahan dan sebagainya. Dengan demikian spesialisasi perseorangan kemudian menjurus ke spesialisasi daerah dan di negara kita terjadi spesialisasi di pulau-pulau. Jawa menjadi penghasil padi dan gula yang utama, Sumatera penghasil karet, kelapa sawit dan lada, sedangkan Kalimantan penghasil kayu dan hasil-hasil hutan. Spesialisasi alamiah ini kemudian diperkuat oleh peranan manusia yang berupa ketrampilan dan kecakapan, usaha pemupukan modal dan upaya-upaya pembangunan lainnya.
Perdagangan merupakan akibat logis dari adanya spesialisasi antardaerah yang merupakan faktor ekonomi yang sangat penting. Tetapi belakangan ini selain faktor ekonomi, perdagangan dipakai pula untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Sebelum bangsa Belanda datang di Indonesia maka perdagangan antardaerah di Indonesia sudah maju. Kapal-kapal berlayar dengan membawa berbagai macam barang antara pulau yang satu dengan pulau lain, bahkan kemudian di luar negeri, ke Tiongkok, Madagaskar dan lain-lain.

Teori Keuntungan Absolut dan Komparatif
Adanya spesialisasi dalam produksi pertanian antardaerah yang satu dengan daerah yang lain menimbulkan perdagangan dapat diterangkan secara sederhana dengan teori keuntungan absolut (law of absolute advantage).
Prinsip hukum keuntungan absolut adalah: Suatu negara akan berspesialisasi dalam produksi barang di mana negara tersebut mempunyai absolute advantage. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh di bawah ini.

Barang Daerah A Daerah B
Padi 50 unit 25 unit
Kelapa 25 unit 50 unit

Dalam contoh ini daerah A maupun daerah B masing-masing mampu memproduksi padi dan kelapa. Jika daerah A memproduksi padi maka akan memperoleh 50 unit sedangkan kalau memproduksi kelapa hanya memperoleh 25 unit. Ini berarti biaya yang berupa opportunity cost bagi daerah A untuk memproduksi 1 unit adalah ½ unit kelapa atau opportunity cost untuk memproduksi 1 unit kelapa adalah 2 unit padi. Dengan kata lain produksi kelapa lebih mahal daripada daerah A. Sebaliknya bagi daerah B produksi padi lebih mahal karena opportunity cost-nya adalah 2 unit kelapa untuk tiap unit padi dan opportunity cost untuk memproduksi 1 unit kelapa hanya ½ unit padi. Berarti keuntungan absolut padi adalah di daerah A dan keuntungan absolut kelapa di daerah B. Dalam keadaan ini masing-masing daerah A dan B beruntung bila mengadakan pertukaran hasil-hasil produksi.
Keuntungan dari spesialisasi ini mudah dilihat dengan menjumlahkan semua hasil produksi daerah A dan daerah B untuk padi dan kelapa. Tanpa spesialisasi baik daerah A maupun daerah B mereka akan memproduksi 75 unit padi dan kelapa, sedangkan dengan spesialisasi daerah A akan memproduksi 50 unit padi dan daerah B 50 unit kelapa, berarti memperoleh hasil produksi tambahan 25 unit padi dan kelapa.
Seringkali ada keadaan dimana keuntungan absolut berada di satu daerah, maka ini tidak berarti tidak ada perdagangan lagi karena yang penting bukan keuntungan absolut tetapi keuntungan komparatif atau keuntungan relatifnya. Teori ini mengatakan bahwa suatu daerah akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang mempunyai keuntungan komparatif terbesar atau kerugian komparatif yang terkecil.

Barang Daerah A Daerah B
Gula 40 unit 20 unit
Tembakau 30 unit 10 unit

Dalam contoh ini jelas daerah B adalah daerah yang miskin. Baik dalam gula maupun tembakau produktivitasnya lebih rendah daripada daerah A. Jadi gula produktivitasnya setengah daripada daerah A (20:40), sedangkan tembakau produktivitasnya hanya sepertiga (10:30). Dalam keadaan ini daerah A mengadakan spesialisasi dalam produksi tembakau dimana terdapat keuntungan komparatif, sedangkan daerah B pada produksi gula dimana terletak kerugian komparatif yang terkecil. Jadi dalam prinsip keuntungan (dan kerugian) komparatif ini yang penting adalah ratio (perbandingan) produktivitas, bukan produktivitas absolut.
Faktor-faktor yang mendorong spesialisasi bagi suatu daerah antara lain:
1. tidak adanya sumber-sumber alam yang berarti
2. keuntungan komparatif yang tinggi dalam satu produk, baik dalam persediaan bahan baku maupun dalam permodalan dan keterampilan manusia
3. hubungan transpor dan komunikasi yang cukup baik dengan daerah-daerah lain sehingga keburukan-keburukan spesialisasi tidak perlu timbul
4. industri pertanian yang bersangkutan memungkinkan pembagian kerja yang baik dengan daerah-daerah sekitarnya, sehingga membawa keuntungan secara nasional.


Sebaliknya ada faktor-faktor lain yang membenarkan kecenderungan ke arah diversifikasi, antara lain:
1. prospek jangka panjang yang kurang menentu dari satu hasil utama
2. tersedianya sumber-sumber alam lain yang mempunyai prospek yang baik dan permintaan yang lebih elastis
3. biaya transpor yang tinggi dalam ekspor-impor antardaerah

B. Pertanian Indonesia di era globalisasi
Pertanian Indonesia dalam Industrialisasi dan Perdagangan Bebas
Arus utama pembangunan menunjukkan adanya transformasi struktur perekonomian dari pertanian ke industri. Hal ini dapat dibuktikan oleh indikator ekonomi yang menunjukkan menurunnya pangsa pertanian serta meningkatnya pangsa industri dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Pangsa relatif sektor pertanian dalam PDB yang pada tahun 1967 sekitar 67 persen menurun menjadi hanya 17,2 persen pada tahun 1995. Sementara untuk kurun waktu yang sama pangsa industri meningkat dari 5 persen menjadi 24,3 persen. Inilah yang seringkali disebut-sebut sebagai keberhasilan transformasi. Namun demikian, pangsa tenaga kerja sektor pertanian belum menurun secara berarti, bahkan sampai dengan tahun 1995 masih sebesar 48 persen dari total tenaga kerja. Relatif cepatnya penurunan pangsa pertanian terhadap PDB dibandingkan dengan penurunannya terhadap total tenaga kerja, dapat menunjukkan semakin besarnya tenaga kerja yang terperangkap di bidang pertanian sehingga semakin tidak produktif dan tidak efisien. Dari data tersebut bisa terlihat semakin menurunnya pendapatan perkapita tenaga kerja sektor pertanian.
Proses industrialisasi yang cukup gencar, cepat, dan berhasil tersebut ternyata belum mengkait ke belakang (backward linkage), yakni ke sektor pertanian. Inilah yang mengakibatkan tertinggalnya sektor pertanian dari industri. Tidak saja dalam struktur PDB, tetapi juga dalam struktur masyarakat dimana sampai saat ini masyarakat pertanian (baca: petani) tak kunjung sejahtera dibandingkan masyarakat yang bergerak di bidang industri. Nilai tukar petani yang belum juga membaik, produktivitas dan efisiensi yang rendah, serta sikap mental dan budaya yang masih tradisional membawa mereka pada ketertinggalan.
Fenomena transformasi di atas menjadi tantangan tersendiri bagi pertanian. Apalagi bila dikaitkan dengan situasi internasional yang mengarah pada perdagangan bebas, semakin memperbanyak jumlah pertanyaan tentang prospek pembangunan pertanian Indonesia. Tantangan selanjutnya adalah perdagangan bebas. Sejak terinstitusionalisasinya perdagangan bebas melalui WTO serta kesepakatan-kesepakatan perdagangan kawasan, seperti APEC, AFTA, NAFTA, serta Uni Eropa, dunia akan semakin mengalami perubahan. Tahun 2003 bagi AFTA dan 2010 serta 2020 bagi APEC sudah menjadi momentum yang sulit terelakkan bagi Indonesia. Ini juga sebagai konsekuensi dari upaya Indonesia mengubah haluan dalam strategi ekspornya pada tahun 1980-an, dimana sebelumnya pada tahun 1970-an ekonomi Indonesia lebih bercorak inward looking dengan mengandalkan subtitusi impor menjadi outward looking.
Sikap optimistik Indonesia terhadap perubahan dunia tersebut yang setidaknya diwakili pemerintah dan elit perkotaan, masih dihadapkan pada realitas yang amat kompleks. Misalnya, tentang dampak perdagangan bebas bagi mereka yang berkompetisi di pusat metropolis dunia serta bagi mereka yang saat ini masih termarjinalisasi oleh arus pembangunan yang mayoritas masih bergerak di sektor pertanian. Kemungkinan ketidakseragaman respon dari berbagai struktur masyarakat terhadap perdagangan bebas pada gilirannya nanti akan membawa sejumlah pertanyaan baru: mungkinkah keadilan dan kemakmuran yang merata bisa terwujud, ataukah justru sebaliknya?
Respon pertanian Indonesia yang masih didominasi petani tradisional terhadap perdagangan bebas semakin penting dipahami. Adanya perdagangan bebas tersebut akan memperluas arus perdagangan internasional yang lebih terbuka, transparan, dan kompetitif. Bagi Indonesia, kenyataan ini akan menjadi peluang (opportunity) bila Indonesia telah siap bersaing, tetapi juga dapat menjadi ancaman (threat) bila tidak siap. Kesiapan bersaing ini ditentukan oleh tingkat produktivitas dan efisiensi yang diakselerasi oleh penguasaan teknologi, sikap mental modern, serta pemahaman yang dalam tentang standar mutu internasional dan politik pemasaran yang handal.
Kesiapan bersaing dapat ditunjang dengan dipenuhinya standar internasional dalam mutu. Jaminan mutu (quality assurance) suatu produk khususnya dalam kesehatan dan lingkungan serta persaingan harga akan menjadi kecenderungan pasar. Apa yang dikenal dengan SPS (sanitary and phytosanitary measures) dan TBT (technical barrier to trade) terhadap suatu produk telah disepakati dan selaras dengan aturan-aturan perdagangan internasional.
Tantangan-tantangan di atas dapat menjadi agenda penting untuk pembangunan sektor pertanian. Oleh karena itu menarik untuk dikaji: bagaimana posisii pertanian Indonesia di tengah industrialisasi dan perdagangan bebas, serta bagaimana landasan teoritik untuk implikasi kebijakan yang harus dirumuskan dalam menemukan model pembangunan pertanian masa depan tersebut? Untuk itu fenomena tersebut harus dilakukan akan dianalisis secara teoritik dan empirik.

C. Industrialisasi dan perdagangan bebas
Industrialisasi Negara Berkembang dan Perdagangan Bebas Dalam Teori
Dalam teori-teori pembangunan, industrialisasi di negara-negara berkembang mempunyai latar belakang yang berbeda dengan negara maju. Gagasan industrialisasi di negara berkembang tersebut dapat ditelusuri dari teori tentang pembagian kerja secara internasional dimana teori ini pula yang mendasari pentingnya perdagangan bebas yang merupakan produk pemikiran para ekonom klasik, sehingga sebenarnya antara industrialisasi dan perdagangan bebas merupakan dua hal yang sangat terkait secara teoritis. Dalam teori ini dinyatakan tentang pentingnya spesialisasi produksi setiap negara berdasarkan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Negara-negara berkembang yang memiliki tanah subur sebaiknya melakukan spesialisasi dalam produksi pertanian. Sementara itu negara-negara di kawasan Utara yang iklimnya tidak cocok untuk pertanian sebaiknya melakukan kegiatan produksi di industri. Bila kedua kelompok negara tersebut mengabaikan prinsip keunggulan komparatif tersebut, maka yang terjadi adalah inefisiensi produksi.
Dengan spesialisasi ini akan terjadi perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua kelompok negara tersebut. Negara-negara pertanian dapat membeli barang-barang industri dengan harga lebih murah. Begitu pula negara-negara industri membeli hasil-hasil pertaniannya secara lebih murah juga dibandingkan bila memproduksi sendiri. Teori ini pula yang juga dapat menjadi landasan bagi pentingnya perdagangan bebas. Setidaknya, Todaro dalam Arif Budiman (1995) menegaskan pentingnya setiap negara untuk melebur dalam perdagangan internasional atas prinsip keunggulan komparatif, karena pada dasarnya setiap negara adalah saling tergantung, dan akan lebih menguntungkan bila negara-negara saling mengisi kelemahan yang ada.
Namun demikian dalam perkembangannya hubungan saling ketergantungan tersebut membawa hasil yang berbeda. Negara industri semakin maju, sedangkan negara berkembang semakin tertinggal. Dalam perdagangan internasional, negara maju lebih beruntung dari pada negara berkembang.
Fenomena keuntungan yang bias ke negara industri disoroti oleh Raul Prebisch yang tertuang dalam karyanya: The Economic Development of Latin America and Its Principal Problems pada tahun 1950. Ketidakseimbangan perdagangan internasional antara negara maju dan negara berkembang, menurut Prebisch, lebih disebabkan oleh adanya penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap barang-barang industri. Barang-barang industri lebih mahal dari barang pertanian, sehingga menyebabkan defisit neraca perdagangan negara-negara berkembang yang mengandalkan pertanian.
Dalam teori ekonomi sering dinyatakan bahwa komoditi pertanian bersifat inelastis, khususnya bila dilihat dari kecenderungan adanya penurunan konsumsi bahan makanan karena meningkatnya pendapatan. Sebaliknya, meningkatnya pendapatan justru akan meningkatkan konsumsi terhadap barang-barang industri. Akibatnya, anggaran negara pertanian yang digunakan untuk mengimpor barang-barang industri dari negara-negara industri akan semakin meningkat, sedangkan pendapatan dari hasil ekspornya relatif tetap atau bahkan menurun. Inilah yang menimbulkan defisit neraca perdagangan.
Adanya proteksi negara industri atas hasil pertaniannya semakin mempersulit negara berkembang untuk mengekspor hasil pertaniannya. Kesulitan tersebut sampai saat ini masih terus berlangsung. Terakhir, negara industri semakin mampu menemukan teknologi baru pembuat barang-barang sintetik sehingga memperkecil impor bahan mentah pertanian dari negara berkembang. Selain itu, meningkatnya kekuatan politik kaum buruh di negara industri juga berpengaruh pada meningkatnya upah. Ini berimplikasi pada meningkatnya biaya produksi sehingga menyebabkan harga jual meningkat pula. Sementara harga barang hasil pertanian relatif tetap. Akibatnya, nilai uang yang diperoleh negara industri dari hasil ekspornya akan meningkat.
Kenyataan itulah yang membuat Raul Prebisch salah seorang peletak dasar teori ketergantungan mengeluarkan gagasan pentingnya negara-negara berkembang untuk melakukan industrialisasi sebagaimana negara maju. Upaya perintisan Industrialisasi ini dilakukan dengan model industri subtitusi impor (ISI) sebagai "industri bayi" (infant industry). Diharapkan industri ini dapat memproduksi barang-barang yang semula diimpor. Sebagai langkah awal, untuk mengamankan eksistensi industri bayi dari industri besar di negara maju diperlukan campur tangan pemerintah melalui proteksi sampai dengan mendewasanya industri bayi tersebut.
Pemikiran Prebisch tentang ISI "selaras" dengan industrialisasi di negara-negara ASEAN yang rata-rata dilakukan mulai tahun 1960-an. Akan tetapi ternyata alasan utama industrialisasi ala Prebisch belum terbukti secara empirik, setidaknya untuk negara-negara ASEAN. Dalam pandangan Arif dan Hill (1988) terdapat 2 (dua) alasan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, mempercepat proses industrialisasinya. Pertama, adalah pandangan umum bahwa prospek pasar internasional di masa depan bagi produk primer adalah sangat suram sebagaimana pemikiran Prebisch. Pandangan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman pada tahun 1950-an dimana terjadi kemerosotan harga-harga produk pertanian setelah mengalami booming pada Perang Korea 1950-1951.
Namun demikian alasan ini tidaklah cukup empirik untuk membuktikan merosotnya nilai tukar produk pertanian (term of trade) sebagai faktor utama adanya industrialisasi dalam kerangka menepis ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju. Hal ini karena diangap kemerosotan tersebut hanyalah bagian dari dinamika perdagangan saja, oleh karena itu industrialisasi lebih didorong oleh keinginan untuk penganekaragaman struktur ekspor, dimana komoditi pertanian tetap dipertahankan seperti sekarang ini .
Kedua, adanya pandangan bahwa negara-negara maju yang pendapatannya tinggi memiliki sektor industri yang sangat besar. Jadi, industrialisasi dipandang sebagai jalan ke arah perkembangan ekonomi yang lebih maju. Jika diamati, pandangan seperti ini merupakan bagian dari paradigma modernisasi yang mengarahkan model pembangunan Barat sebagai "kiblat" bagi negara berkembang. Pandangan kedua ini lebih empirik bila dilihat setting politik ekonomi internasional waktu itu, dimana negara Barat pasca Marshall Plan giat memasarkan gagasan modernisasi negara kalah perang serta negara berkembang sebagai upaya pemulihan akibat Perang Dunia II sekaligus untuk menangkal komunisme di negara-negara berkembang tersebut.
Dalam perkembangannya, setiap negara ASEAN berbeda-beda dalam menerapkan ISI, setidaknya ditunjukkan dari aspek waktu. Filipina tergolong paling lama dalam mempertahankan model ISI yang dimulai pada tahun 1940-an. Sebaliknya Singapura adalah negara tercepat dalam mengganti model ISI, karena cepat pula menyadari kelemahan model ISI tersebut.
ISI memang umumnya menghasilkan pertumbuhan industri yang sangat cepat, namun tidak dapat menjadi landasan bagi babak industrialisasi yang berkesinambungan. Arif dan Hill (1988) mengatakan: Setelah "tahap yang mudah" proses industrialisasi tersebut diselesaikan, yaitu ketika keluaran (out put) barang manufaktur tumbuh dengan batas-batas pasar dalam negeri yang kecil dan diproteksi, maka kurun waktu kejenuhan pasar akan cepat tercapai".
Dengan demikian , tidak akan ada "perembesan" (spill over) otomatis ke pasar ekspor sebagaimana sebelumnya diperkirakan oleh para pembuat kebijakan. Untuk memudahkan, pemeliharaan pertumbuhan industri yang cepat dan berkesinambungan di Malaysia, Filipina dan Muangthai sekitar tahun 1970-an dan di Indonesia sekitar tahun 1980 memerlukan usaha promosi ekspor yang sungguh-sungguh maupun putaran kedua substitusi impor dalam kegiatan-kegiatan yang lebih padat modal dan padat ketrampilan.
Bagi Indonesia strategi promosi ekspor yang dimulai tahun 1980-an lebih banyak dilatarbelakangi adanya kemorosotan harga minyak yang semula menjadi andalan utama ekspor. Kelangsungan ISI yang lama tersebut merupakan kajian ekonomi politik, dimana diduga terkait dengan kuatnya hubungan birokrasi (pemberi fasilitas proteksi) dengan swasta sebagai penerima fasilitas sekaligus pemberi rente, sehingga memunculkan kolusi dan korupsi yang masih menggejala hingga sekarang. Lambatnya kesadaran untuk mengganti strategi industrialisasi tersebut, jelas mempengaruhi kinerja industrialisasi dewasa ini yang bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainya, khususnya Malaysia, Singapura, dan Thailand, posisi Indonesia masih relatif berada di bawah mereka.
Dampak industrialisasi terhadap perkembangan ekonomi tampak semakin signifikan, namun inipun tidak terlepas dari masalah-masalah yang bersifat struktural. Misalnya, ketergantungan teknologi (technological dependency) negara berkembang terhadap negara maju yang akan mempersulit negara berkembang mengejar ketertinggalan, sebagaimana sering disuarakan Dos Santos penganut teori ketergantungan. Begitu pula dalam bantuan modal asing yang dapat mengganggu proses kemandirian negara berkembang. Yang terakhir ini bantuan modal belum terbukti mengganggu kemandirian, setidaknya bila diperhatikan keberanian Indonesia untuk membubarkan IGGI.

BLOG TENTANG CONTOH MAKALAH GRATIS : sejuta-makalah.blogspot.com

POTENSI DAN PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Propinsi NTB mempunyai keunggulan komparatif berupa potensi wilayah lahan kering yang cukup luas (sekitar 1, 6 juta hektar) dan berpeluang besar dikembangkan untuk sektor kehutanan dan pertanian dalam airti luas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi pengembangan pertanian lahan kering di propinsi NTB yang cukup besar tersebut dibandingkan dengan pengembangan lahan sawah karena (1) sangat dimungkinkan pengembangan berbagai macam komoditas pertanian untuk keperluan eksport dengan luas dan kondisi agroekosistem yang cukup beragam, (2) dimungkinkan pengembangan pertanian terpadu antara ternak dan taman perkebunan/kehutanan serta tanaman pangan, (3) membuka peluang kerja yang lebih besar dengan investasi yang relatif lebih kecil dibandingkan membangun fasilitas irigasi untuk lahan sawah, dan (4) mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan sebagian besar penduduk yang saat ini tinggal di lahan kering (Suwardji dkk, 2002).
Walaupun potensi lahan kering NTB yang cukup besar, lahan kering yang ada memiliki ekosistem yang rapuh (fragile) dan mudah terdegradasi apabila pengelolaannya tidak dilakukan dengan cara-cara yang tepat, topografi umumnya berbukit dan bergunung, ketersediaan air tanah yang terbatas, lapisan olah tanah dangkal, mudah tererosi, teknologi diadopsi dari teknologi lahan basah yang tidak sesuai untuk lahan kering, infrastruktur tidak memadai, sumberdaya manusia rendah, kelembagaan sosial ekonomi lemah, perhatian pemerintah sangat kurang dan partisipasi berbagai pihak dalam pengembangan lahan kering terutama pihak swasta sangat kurang (Suwardji dan Tejowulan, 2003).

Thursday 28 February 2013

Contoh Makalah Ekonomi

Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.


Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat.

contoh makalah ekonomi

Padahal kita tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikanmultiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi.


Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang harus lebih diprioritaskan sejajar dengan investasi modal fisik karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Di mana nilai balik dari investasi pendidikan (return on investment = ROI) tidak dapat langsung dinikmati oleh investor saat ini, melainkan akan dinikmati di masa yang akan datang.

contoh makalah ekonomi

Mengingat modal fisik, tenaga kerja (SDM), dan kemajuan teknologi adalah tiga faktor pokok masukan (input) dalam produksi pendapatan nasional. Maka semakin besar jumlah tenaga kerja (yang berarti laju pertumbuhan penduduk tinggi) semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi. Pertanyaannya, apakah ada pengaruh pendidikan terhadap petumbuhan ekonomi? Bagaimana cara pendidikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan bagaimana kondisi atau realitas di Indonesia?
contoh makalah ekonomi


kamu bisa download di sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-ekonomi-pendidikan-dan.html

Contoh Makalah Bahasa Indonesia Untuk SMA

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.


1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.


1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.


1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.

sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html

Contoh Daftar Pustaka

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu terhadap upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah. Upaya untuk melepaskan diri dari kungkungan pembelajaran konvensional yang memaksa anak untuk mengikuti pembelajaran yang tidak menarik, dan membosankan.
Kondisi sekolah, senantiasa dituntut untuk terus-menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sehingga sekolah yang tetap berkutat pada instruksional kurikulum hanya akan membuat peserta didik gagap melihat realitas yang mengepungnya.
Pemanfaatan teknologi merupakan kebutuhan mutlak dalam dunia pendidikan (persekolahan) sehingga sekolah benar-benar menjadi ruang belajar dan tempat siswa mengembangkan kemampuannya secara optimal, dan nantinya mampu berinteraksi ke tangah-tengah masyarakatnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu untuk memiliki teknologi penunjang sehingga bisa menjadikannya sebagai media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan mampu mengembangkan kecakapan personal secara optimal, baik kecakapan, kognitif, afektif, psikomotrik, emosional dan spiritualnya.


1.2 Identifikasi
Tidak adanya motivasi mengakibatkan munculnya kebosanan akibat pembelajaran yang saat ini terkesan monoton. Sehingga tercipta metode belajar yang lebih menarik dan efektif. Dengan adanya ruang multimedia yang digunakan sebagai fasilitas pembelajaran, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan rendahnya motivasi dan terbatasnya fasilitas dapat mengakibatkan lambannya peningkatan mutu pendidikan.


1.3 Rumusan masalah
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk membangun pengetahuan siswa dalam bidang studi atau keterampilan tertentu. Pengetahuan itu bisa diperoleh dengan berbagai cara, namun apapun cara yang dilakukan oleh guru atau pembimbing tidak lain hanyalah untuk "membelajarkan siswa" baik di dalam maupun di luar kelas. Guru perlu cara yang mampu menggugah motivasi siswa untuk belajar, karena guru dewasa ini bukanlah satu-satunya objek pembelajaran, namun perannya lebih besar sebagai mediator transfer ilmu. Berkaca dari realita yang ada di masyarakat umum, sebagian anak perlu diperintah untuk belajar dan lebih suka menonton televisi. Jawabannya karena motivasi. Penyajian materi yang disajikan melalui televisi lebih menarik daripada penyajian materi di dalam kelas oleh guru. Penggunaan ruang multimedia merupakan pilihan yang sangat populer saat ini sebagai wujud implementasi e-learning. Guru menggunakan fasilitas komputer/laptop dan LCD sebagai alat bantu untuk melaksanakan pembelajaran dan menyampaikan materi di kelas. Materi disusun dalam format presentasi atau menggunakan pemutaran video yang berkaitan dengan materi.
Perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi telah memberikan pergeseran dalam pembelajaran, misalnya interaksi guru dan siswa tidak harus dilaksanakan dengan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media yang tersedia dalam laboratorium multimedia. Perubahan demi perubahan, khususnya dalam bidang teknologi informasi telah mengantarkan manusia memasuki era digital.
Ruang multimedia yang dimaksudkan oleh penulis adalah ruangan yang didalamnya terdapat beberapa komputer yang cukup representatif untuk seluruh siswa dalam satu kelas dan sudah disetting dengan LAN (Lokal Area Network), LCD untuk menayangkan presentasi guru, headphone di tiap komputer untuk mendengarkan suara guru dari komputer induk (server), mikrophone dan sound sistem yang berfungsi sebagai pengeras suara sehingga dapat terdengar oleh seluruh siswa dalam kelas, sambungan internet, printer dan AC (Air Conditioning) jika memungkinkan. Untuk ini memang dibutuhkan investasi awal yang cukup besar baik dari penyediaan sarana komputer/laptop, LCD, headphone dan lain-lain, beban operasional yang semakin besar serta biaya perawatan yang juga mahal. Selain itu dibutuhkan kemauan serta kemampuan dari para tenaga pendidikan untuk melakukan renovasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran yang berbasis ICT (Information Cmunication Technologi) juga siswa sebagai subjek pembelajar yang mampu/terampil menggunakan sarana yang tersedia. Ruang multimedia dapat digunakan untuk semua bidang studi baik untuk menyampaikan materi melalui audio-visual (layar LCD), audio saja (headphone) yang biasanya digunakan untuk program bahasa, menyampaikan tugas/ulangan kepada siswa. Mengakses materi pelajaran melalui internet atau chating dengan siswa lain di dalam ruangan itu yang tentunya lebih menarik bagi siswa dan lebih memudahkan bagi guru untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.


1.4 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat penulis ditujukan untuk :
1. Memudahkan siswa dalam menyerap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh pengajar.
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis ICT (Information Communication Technology)
3. Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.

sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-bahasa-indonesia-untuk.html

Contoh Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.

Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung

Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta

Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II

Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta

Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta

MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.

Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.

SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77

Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.

Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung

sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html

Contoh Makalah Kesehatan dengan judul PERSIAPAN DALAM PERSALINAN

IX. DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. Rudyanto. (2011), Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP & MySQL, Andi, Yogyakarta.

Darsono, agustinus. ( 2011 ), Hotel Front Office, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Febrian. Jack (2007)Kamus Komputer & Teknologi Informasi.Informatika. Informatika, Bandung

Hanif Al Fatta.(2007) Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta

Jogiyanto. (2007) Komponen sistem informasi, Andi, Yogyakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid II

Kristanto. Andri (2008) Perancangan Sistem Informasi, Andi,Yogyakarta

Kusrini. dan Koniyo Andri.(2007)Tuntutan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi Dengan Visual Basic Dan Microsoft SQL Server. Andi,Yogyakarta

MADCOMS, (2011),Aplikasi Web Database dengan Dreamweaver dan PHP-MySQL, Andi, Yogyakarta.

Sigit W., Aloysius (2011),Website Super Canggih denagn Plugin jQuery Terbaik,. Cet. I, Mediakita, Jakarta.

SK. Menteri Perhubungan No.PM.10/Pw.301/Phb.77

Sutanta, Edhy. (2011),Basis Data Dalam Tinjauan Konseptual, Andi, Yogyakarta.

Zulkifli AM. (2009), Sistem Informasi Manajemen, Andi, Bandung

sumber : http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-daftar-pustaka-makalah.html

Contoh Makalah Kesehatan dengan judul PERSIAPAN DALAM PERSALINAN

Ini adalah contoh makalah kesehatan yang berjudul persiapan dalam
persalinan, makalah kesehatan tentang persiapan dalam persalinan ini
bisa diambil gratis untuk kamu yang sedang mencari referensi untuk
belajar. contoh makalah kesehatan

A. latar belakang Kehamilan dan persalinan adalah proses yang normal,
tapi tidak menutup kemungkinan akan adanya berbagai persoalan. Oleh
karena itu, dibutuhkan pemantauan kesejahteraan janin, serta persiapan
persalinan dan kelahiran yang matang Orang-orang di sekitarnya seperti
bidan dan terutama keluarga harus turut serta menjaga kesejahteraannya.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum Agar mahasiswa lebih memahami tentang persiapan
persalinan dan kelahiran. b.Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui dan
memahami tentang pengertian persiapan persalinan dan kelahiran 2) Untuk
mengetahui dan memahami tentang komponen penting dalam rencana
persalinan 3) Untuk mengetahui dan memahami tentang Persiapan ibu akan
bersalin contoh makalah kesehatan

C. RUMUSAN MASALAH a. Bagaimana menghadapi persiapan persalinan dan
kelahiran bayi? b. Apakah komponen penting dalam rencana persalinan? c.
Apakah yang harus dipersiapkan ibu akan bersalin?

baca selengkapnya di sumber :http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-kesehatan-per
siapan.html

Wednesday 27 February 2013

Contoh Pendahuluan Makalah

Kebijakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2005) yang dituang-kan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indo-nesia menggariskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan integratif (terpadu) dengan memfokuskan pada aspek keterampilan berbahasa (kompetensi komunikatif, Savignon, 1983). Pembelajaran bahasa Indonesia seperti itu sebenarnya sudah dikenal sejak diberlakukannya Kurikulum 1994. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi komunikatif, yakni kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Terkait dengan kurikulum yang berlaku sekarang, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tuntutan terhadap kompetensi komunikatif tersebut tidaklah menimbulkan permasalahan, mengingat sejak dulu kurikulum bahasa Indonesia sudah berorientasi pada kompetensi.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan secara tematik, artinya bahwa tiap kegiatan berbahasa pastilah berpangkal pada tema tertentu. Implikasinya, secara operasional suatu sajian pembelajaran bahasa Indonesia di dalam suatu pertemuan haruslah menggunakan suatu tema tertentu. Misalnya, jika dalam suatu pertemuan dipilih tema teknologi, diskusinya tentang teknologi, begitu pula kosakatanya,
<a href="http://sejuta-makalah.blogspot.com/2013/02/contoh-pendahuluan-makalah.html">Baca selengkapnya</a>

[category Contoh]
[tags contoh makalah, contoh pendahuluan makalah, pendahuluan makalah]

Sunday 10 February 2013

CARA PENULISAN MAKALAH YANG BAIK DAN BENAR

CARA PENULISAN MAKALAH YANG BAIK DAN BENAR

Makalah merupakan salah satu jenis dari karya ilmiah. Sedangkan menurut pengertiannya, makalah ialah laporan tertulis yang diterbitkan untuk memberikan gambaran dari hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok dengan etika atau kaidah keilmuan yang telah di tetapkan dalam penyusunan sebuah makalah.

CARA PENULISAN MAKALAH YANG BAIK DAN BENAR
 
Bagian Pembuka Makalah
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.
Bagian Isi Makalah
  • Pendahuluan
  • Latar belakang masalah.
  • Rumusan masalah.
  • Pembatasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Manfaat penelitian.
Tinjauan Teori
  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis
Metodologi Penelitian
  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.
Kesimpulan dan Saran
  • Kesimpulan
  • Saran
Bagian Penunjang
  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian atau daftar lampiran.
Sekian, semoga bermanfaat.

Struktur makalah dan langkah pembuatan makalah

Struktur makalah dan langkah pembuatan makalah

Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah menenai suatu permasalahan atau suatu topik tertentu.
Langkah awal pembuatan contoh makalah adalah sbb :

1. Memilih Topik
2. Tentukan Tujuan
3. Tuliskan Minat Anda
4. Evaluasi Potensial Topik
5. Membuat Outline
6. Menuliskan Tubuh Esai

Tips membuat makalah dari kumpulan contoh makalah hampir sama dengan contoh proposal ditinjau dari segi penulisan:
Buatlah tulisan yg jelas, lengkap, ringkas, nyata, konstruktif, bersahabat, dan akurat.

Dan berikut struktur makalah :
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
4. Landasan Teori
5. Pembahasan
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka
sekian, semoga membantu.

Contoh Makalah

Contoh Makalah

Setelah memahami teknik penulisannya, maka berikut ini sedikit kutipan contoh makalah yang baik yang bisa anda pergunakan untuk menjadi bahan acuan menulis makalah yang ditugaskan oleh pengajar, guru dan dosen anda.


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karyailmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Antropologi Budaya, pada semester IV, di tahun ajaran 2008, dengan judul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang etos dan kebudayaan yang berkembang di Jambi, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Bpk. Djaya, yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
  2. Orang Tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
  3. Narasumber terpecaya dalam penelitian ini yang sudah banyak membantu, Keluraga besar Juliana Tanjung atas kesediannya memberikan waktu untuk melakukan pengamatan, Fraida, Novi dan Yanuar atas wawancaranya, serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semuanya.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.


Tim Penyusun


ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia ini membahas keseluruhan tentang kebudayaan Jambi, yang terkadang sering luput dari pandangan kita sebagai Warga Negara Indonesia. Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun apakah mengalami perbedaan secara adat karena perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan seperti dahulu (mulai terbentuknya).

Tujuan pemulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberitahukan kepada orang banyak tentang etos, fokus dan kebudayaan dari suku Jambi, agar mereka semua dapat mengetahui keberagaman kebudayaan dari setiap suku-suku di Indonesia secara luas dan menyeluruh, termasuk salah satunya adalah suku Jambi.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang kebudayaan Jambi lewat Internet, juga melalui buku-buku ensiklopedia tentang kebudayaan dan keanekaragaman suku di Indonesia. Tidak hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga melakukan pengamatan secara langsung dengan salah satu keluarga Jambi di Jakarta selama dua hari. Dengan ikut tinggal bersama-sama mereka dan mengamati tingkah laku mereka.

Kami juga melakukan wawancara, baik secara langsung kepada warga jambi yang tinggal di Jakarta maupun secara tidak lagsung seperti wawancara melalui telepon, email, dan chatting lewat internet kepada warga Asli Jambi yang tinggal di Jambi.

Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa kebudayaan suku Jambi di Indonesia sendiri ternyata masih berbau adat leluhur yang kental dengan nilai dan norma-norma istiadat seadri dulu. Ini terus berlangsung sampai sekarang. Tetapi kerap dengan perubahan dan kemajuan teknologi, Jambi juga ikut diramaikan dengan warga pendatang, khususnya dari cina, Sehingga unsur-unsur kebudayaan Jambi terkadang berbaur dengan adat kebudayaan Cina.


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu sama lainnya.

Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh dari suku yang itu-itu saja.

Jambi adalah salah satu suku di Indonesia yang terletak di kepulauan Sumatra. Banyak yang tidak mengetahui bahwa Jambi juga mempunyai banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan ”berita utama”, tetapi amat disayangkan bahwa yang sering sekali di ekplorasi adalah wilayah-wilayah tetangganya; seperti Sumatra Barat (Padang) dan Sumatra Utara (Batak). Untuk itu, kami disini ingin menyajikan liputan yang tidak kalah menarik, yang berasal dari suku Jambi.

B. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi Kebudayaan Jambi maka, kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
  1. Kurangya perhatian dari masyarakat kebanyakan pada kebudayaan Jambi. Sehingga kurangya pengetahuan masyarakat tentang Suku Jambi.
  2. Tidak meratanya bahan pembelajaran tentang suku Jambi yang dijadikan contoh oleh para pengajar.

C. Pembatasan Masalah
Karena cangkupan kebudayaan yang begitu luas dan meliputi berbagai aspek kehidupan, maka kami hanya membataskan penelitian hanya dari segi Tujuh Unsur Kebudayaan dan Etos Kebudayaan dari Suku Jambi. Serta perkembangnnya sampai dengan sekarag ini.

D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana Etos dan Unsur Kebudayaan Jambi serta Perkembangannya sekarang ini?”

E.Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi bagi masyarakat Indonesia termasuk didalamnya adalah pengajar dan pelajar agar lebih memahami tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia.

F. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang Etos, Fokus dan Unsur Kebudayaan Suku Jambi di Indonesia. Secara terperinci tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan Jambi 
2. Mengetahui sampai sejauh mana perkembangan kebudayaan Jambi.

G. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman masyarakat terhadan suku-suku di Indonesia yang sering luput dari perhatian mereka” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.

I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu satu bulan. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil akhir penelitian.

J. Sistematika Penulisan

Pada karya ilmiah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.

Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang Etos, Fokus dan Kebudayan Suku jambi di Indonesia. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar tetap memahami kebudayaan dari setiap suku bangsa di Indonesia.

dan seterusnya...
Itulah cuplikan contoh makalah yang lebih lengkapnya anda bisa download dibawah ini : 
download contoh makalah

Contoh Format Kerangka Makalah Yang Baik



Contoh Format Kerangka Makalah - Tata cara menulis makalah yang baik adalah salah satu faktor sukses untuk mendapatkan hasil terbaik dalam pembuatan makalah pendidikan. Hal ini berlaku untuk semua tingkat pendidikan mulai dari SLTP, SMU, Kuliah S1, S2 dan lainnya.

Pada umumnya, kerangka makalah hampir sama tergantung dari tingkat pendidikan ataupun tergantung dari tingkat masalah yang diuraikan dalam makalah tersebut. Andaikan saja tingkat uraian masalah yang dijabarkan di makalah tugas SMU tidak sama dengan tingkat uraian dalam makalah seseorang yang duduk diperkuliahan.

Akan tetapi, beberapa hal yang pasti dan tetap akan ada dalam urutan makalah (kerangka / format makalah) bisa anda lihat seperti dibawah ini:

Cover
Pada cover makalah ini, biasanya kita isi dengan beberapa keterangan, Seperti :
tugas kelompok, judul makalah yang dibuat, nama dosen pengampu, logo universitas, serta nama dan NIM sobat (atau mungkin anggota kelompok sobat)

Daftar Isi
Pada halaman ini akan berisi tentang layout dari makalah. Berisi judul dan nomor halaman setiap uraian yang ada di makalah. Seperti:

BAB I Pembahasan
A. Dasar Cinta .................................... 5
B. Psikologi Cinta ................................ 8
C. Pacaran yang Baik .............................. 12
D.

BAB II.
A.
B.
. Dan seterusnya.


KATA PENGANTAR
Di halaman ini, biasanya berisi kata pengantar atau salam pembuka yang umumnya berisi tentang hal dasar pemikiran kenapa JUDUL MAKALAH yang diangkat dan dibahas dalam makalah. Akan tetapi hanya sekilas yang diakhiri dengan tanda tangan pembuat makalah.

BAB I Pendahuluan
Latar Belakang (Masukan Fakta Sekarang)
Manfaat dan Tujuan Makalah.

BAB II Pembahasan
Pengertian
Refrensi / sumber yang terkait dengan penelitian dalam makalah sobat.

BAB III Studi Kasus
Pada bab ini kita hubungkan materi makalah yang kita bahas dengan studi kasus yang ada pada zaman sekarang ( yang anda alami saat ini). Tapi biasanya hanya beberapa dosen yang memberi perintah untuk mencantumkan studi kasus ini.

BAB IV Penutup


Kesimpulan
Kesimpulan atau hal apa yang menjadi solf problem dalam makalah

Saran
Berikan beberapa saran tentang hal terkait dalam isi makalah

DAFTAR PUSTAKA
Catatan dari mana saja sumber-sumber yang anda tuliskan di makalah anda

LAMPIRAN
Lampiran berisi beberapa file pendukung makalah yang sudah dibahas. Biasanya berisi table, grafik, flowchart atau gambar skema.


Demikian Contoh Format Makalah atu biasa disebut dengan kerangka makalah yang bisa anda gunakan dalam menulis makalah tugas pendidikan disekolah atau perkuliahan anda. Semoga informasi ini bermanfaat dan lihat tentang contoh makalah yang ada diblog ini.

Cara Membuat Makalah di atas bisa juga membuat seperti artikel Makalah Pendidikan,Majalah Pendidikan,Makalah Pancasila,Makalah Makar,Makalah Indonesia,Makalah Tentang Korupsi,Makalah Tentang Sosial,Makalah Hukum,Makalah Pendidikan,Makalah Kasus,dan makalah download,contoh makalah global warning,contoh cover makalah,contoh makalah pendidikan anak usia dini,contoh makalah ekonomi,contoh makalah sumber daya alam,contoh makalah agama,contoh penutup makalah, semoga aja anda bisa membuat Makalah seperti yang di inginkan.

CONTOH MAKALAH YANG LENGKAP + DAFTAR ISI



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (TI).
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan (Pikiran Rakyat, 2005:Mei).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
a.  Dari pelatihan ke penampilan,
b. Dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
c.  Dari kertas ke “on line” atau saluran,
d. Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
e.  Dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut (rosenberg, 2001).
DOWNLOAD SELENGKAPNYA DI SINI
makalah gratis

KOLEKSI CONTOH MAKALAH